Bersinarpos.com -- JAKARTA, - Presiden Joko Widodo meminta agar perguruan tinggi membuat terobosan. Jangan sampai civitas academica hanya berpikir biasa-biasa saja alias text book.
"Kesempatan Indonesia untuk menjadi negara maju sangat sempit, tidak bisa dilakukan dengan rutinitas saja, tidak bisa dilakukan dengan cara biasa-biasa saja, apalagi hanya disibukkan dengan administrasi. Indonesia, harus mengembangkan cara baru, strategi baru yang out of the box," ujar Jokowi dalam acara Forum Rektor Indonesia secara virtual.
Kepala Negara mengatakan, peluang Indonesia untuk menjadi negara maju sangat besar. Namun, banyak pekerjaan rumah yang harus dituntaskan. Salah satunya Indonesia membutuhkan generasi muda yang inovatif dan berdaya saing tinggi.
Mantan gubernur DKI Jakarta itu menilai, kampus harus berani membuat terobosan meski ada keterbatasan.
"Saya paham permasalahan pendidikan tinggi sangat kompleks. Saya paham ada ada ribuan anggota Forum Rektor Indonesia yang kemampuannya bervariasi. Ada yg sudah berkompetisi di kelas dunia, tetapi ada yang sudah masih berjuang dengan kekurangan dosen dengan strata belum layak, ruang kelasnya tidak memadai, saya paham itu," ujarnya.
Kendati demikian, kata dia, kekurangan itu seharusnya mendorong perguruan tinggi mengembangkan cara-cara baru. Pandemi Covid-19 misalnya, memberikan pelajaran berharga bahwa Indonesia harus mengembangkan cara dan normal baru. Kampus kini menjalankan perkuliahan secara daring.
"Kuliah daring yang selama ini sangat lambat dijalankan, sekarang sangat berkembang. Kuliah daring telah menjadi new normal dan bahkan menjadi next normal. Dan saya yakin, akan tumbuh normalitas-normalitas baru yang lebih inovatif dan produktif," tuturnya.
Presiden juga berpesan kepada perguruan tinggi arus membuka diri bagi industri. Setiap kampus harus mampu menggaet industri karena hal itu sangat berguna bagi mahasiswa ke depannya.
Menurut dia, kampus yang mampu memfasilitasi mahasiswa dengan pelaku sektor riil, membuat mahasiswa mampu menangkap perubahan yang dipicu oleh era disrupsi dan persaingan global yang semakin kuat.
"Di era disrupsi saat ini dunia berubah sangat cepat, banyak hal yang belum dibukukan, tapi sudah berubah di lapangan, banyak karakter kerja yang tidak bisa ditangkap melalui membaca saja, tetapi harus melalui pengalaman nyata, itulah pentingnya memerdekakan mahasiswa," tuturnya.
Simber News.id
0 Komentar