Sayuran seperti sawi, tomat, daun bawang, cabai, bunga kol, kubis, ditanam dalam ratusan polybag.
“Semuanya ada 100-an polybag, yang ditanam ya sayur-sayuran. Menanamnya di sekitar rumah saja, pokoknya ada tempat buat polybag,” kata Lasmini ditemui di rumahnya, Sabtu (8/8/2020).
Lasmini mulai menanam sayur sejak pandemi Covid-19, sekitar tiga bulan lalu.
Aktivitas yang dibatasi karena pandemi Covid-19 membuat dirinya bingung. Ia pun menanam sayuran di dalam polybag untuk mengisi kegiatan bersama puluhan warga lain.
"Mulainya sejak virus corona itu, karena kemarin banyak desa yang lockdown sehinga tidak bisa kemana mana,” kata dia.
Hampir setiap minggu warga Lasmini memanen sayuran tersebut. Ia pun menjual hasil kebunnya kepada warga sekitar.
“Yang paling mahal itu daun bawang karena satu kilogram bisa Rp 8.000. Kalau sayur yang paling cepat dipanen selada karena 20 hari sudah dipetik,” kata Lasmini.
Raup belasan juta rupiah
Lasmini tak sendiri, sekitar 35 ibu rumah tangga di lingkungannya juga ikut menanam sayuran di pekarangan rumah mereka.
Awalnya, Lasmini menanam sayuran itu hanya untuk konsumsi pribadi.
“Kalau mau masak kapan saja kan tinggal petik, segar dan enggak beli,” kata dia.
Namun, kini sayuran itu tak hanya untuk konsumsi pribadi. Sebanyak 36 ibu-ibu yang menanam sayuran dalam polybag di Geni Langit mampu meraup uang sebesar Rp 18 juta dalam tiga bulan terakhir.
“Rata rata setiap ibu di sini punya 100-an polybag. Kalau dikumpulkan saya dapat Rp 500 ribu selama ini,” kata Lasmini.
Didukung pemerintah daerah
Upaya ibu rumah tangga di Geni Langit mengisi waktu senggang mendapatkan respons positif dari pemerintah daerah.
Petugas Penyuluh Lapangan PPL Kecamatan Plaosan, Sulis mengatakan, cuaca di Desa Geni Langit memang cocok untuk menanam sayuran
Menurutnya, ibu-ibu di Geni Langit telah terbiasa menanam sayuran di sawah dan ladang, sehingga mereka telaten merawat tanaman di polybag.
“Ibu di sini sudah terbiasa merawat tanaman sayur, tapi pekarangan rumah jarang dimanfaatkan. Di masa Covid-19 ini kita berdayakan dan hasilnya cukup bagus,” kata Sulis.
Kabupaten Magetan juga membuatkan tempat untuk memamerkan hasil kebun ibu-ibu tersebut. Sehingga, hasil kebun ibu-ibu di Geni Langit juga bisa dibeli wisatawan, tak cuma pedagang.
“Untuk pemasaran sayur, di sini sudah ada yang nampung. Selain oleh pengepul sayur banyak juga wisatawan ke sini yang membeli sayur hidup dalam polybag,” kata Sulis.
Rencananya, ibu-ibu di Desa Geni Langit akan mengembangkan budi daya sayur di pekarangan rumah. Mereka ingin membuat desa itu menjadi destinasi wisata perkebunan.
Sumber KOMPAS.com
0 Komentar