Bersinarpos.com - JAKARTA - Umat Islam dituntut untuk menjadi seseorang yang kaya. Demikian itu bukan karena untuk berpoya-poya atau menyombongkan diri, akan tetapi agar umatnya bisa berbagi dengan orang lain dalam masalah harta. Tuntunan menjadi orang kaya adalah tuntunan atau keharusan agar seorang Muslim bisa untuk bersedekah dan berinfak kepada sesama.
Untuk bisa menjadi orang kaya tentu harus memiliki keuletan dan kerja keras yang istiqomah. Seorang Muslim yang istiqomah akan mendapatkan harta yang baik dan lagi berkah. Tidak hanya itu, seorang Muslim yang kerja keras juga pada dasarnya mengikuti jejak langkah Nabi Muhammad sebagai sosok pekerja keras.
Rasulullah SAW bersabda: "Yang sangat menakutkan atas umatku adalah banyak makan, lama tidur, serta malas. Pengangguran hanya akan menjadikan seorang manusia menjadi keras hati." (HR. Al-Syihab).
Rasulullah adalah pribadi yang enggan mau berkata dengan sesuatu yang belum pernah dirinya melakukan itu. Maka dapat dipahami bahwa adanya hadis bermakna perintah Nabi Muhammad dalam bentuk untuk tidak menjadi pengangguran adalah karena Rasulullah sendiri sama sekali bukan Nabi yang tidak mau bekerja. Beliau adalah sosok pekerja keras dan tidak malas bekerja.
Dalam kesempatan lain Rasulullah juga bersabda: "Sesungguhnya Allah mencintai hambanya yang berkarya. Dan barang siapa yang bekerja keras untuk keluarganya maka ia seperti berjuang dijalan Allah Azza Wa Jalla."(HR Ahmad).
Melalui hadis ini kembali menegaskan bahwa orang Islam harus menjadi kaya dan harus kerja keras untuk mencapai cita-cita. Karena saking besarnya nilai pahala bekerja, sampai-sampai Rasulullah menyamakan kerja keras dengan ibadah jihad.
Bukti kerja keras Nabi Muhammad juga dapat dibaca ketika beliau sejak 12 tahun sudah pergi ke Suriah bersama pamannya Abu Thalib, ikut menjadi seorang pedagang mengikuti pamannya itu. Beliau dikenal sebagai penjual atau pebisnis yang jujur lagi adil. Wajar jika kemudian Nabi dijuluki sebagai Al-Amin; yang jujur. Artinya, Selain kerja keras, umat Islam juga dituntut untuk bekerja dengan jujur.
Betapa Rasulullah adalah pribadi pekerja keras. Meskipun dirinya sebagai utusan Allah, namun tidak menyurutkannya untuk kerja keras untuk nafkah keluarganya. Nabi kembali bersabda: "Tidaklah seseorang makan makanan yang lebih baik daripada hasil keterampilan tangannya sendiri." (HR Bukhari).
Sumber Akurat.co
0 Komentar